Lebih lanjut, JK menyamakan pemberian gelar pahlawan ini dengan nilai-nilai dalam agama. Ia menggunakan sebuah analogi, "Kalau Anda punya amal lebih banyak daripada dosa, ya Anda masuk surga. Ini sama juga bahwa memang ada masalah, tapi lebih banyak sumbangannya kepada bangsa ini." Pernyataan ini menegaskan pandangannya bahwa kontribusi Soeharto dinilai lebih besar daripada kekurangannya.
Prosesi Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional
Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto secara resmi dianugerahkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Prosesi penyerahan plakat dan dokumen gelar dilakukan di Istana Negara, Jakarta, pada hari yang sama. Gelar tersebut diterima oleh putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau yang dikenal dengan nama Tutut Soeharto, yang hadir didampingi oleh adiknya, Bambang Trihatmodjo.
Penganugerahan ini berdasar pada Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025. Soeharto dianugerahi gelar Pahlawan Nasional di bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik, sebagai bentuk pengakuan atas jasa dan peran menonjolnya sejak masa kemerdekaan Indonesia.
Artikel Terkait
Kronologi Pencurian Motor di Cakung Tewaskan Hansip: Pelaku Ditangkap, Ancaman Hukuman 20 Tahun
Kisah Muslimah Pendidik: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Hari Pahlawan
Deklarasi Mauk: 10 Tuntutan Rakyat Hentikan Proyek PIK-2 & Selamatkan Kedaulatan Negara
Kapolri Listyo Sigit Diundang Ziarah ke Makam Marsinah, Rencana Museum Pun Diusung