TOMOHON – Seorang mahasiswi Universitas Negeri Manado (UNIMA) ditemukan tewas di kamar kosnya. Lokasinya di Kelurahan Matani Satu, Kota Tomohon. Ia diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Namun begitu, kisah sedih ini ternyata punya sisi lain yang lebih kelam. Kasus yang awalnya biasa ini tiba-tiba viral di media sosial. Penyebabnya, terungkap sebuah surat pernyataan yang diduga kuat ditulis sang korban sebelum ia meninggal. Isinya menggegerkan: ia berniat melaporkan seorang dosen di kampusnya atas tuduhan pelecehan.
Surat itu dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNIMA, Dr. Aldjon Dapa, M.Pd. Di dalamnya, korban yang masih berstatus mahasiswi semester akhir menguraikan kronologi kejadian yang ia alami. Pelaku yang dilaporkan berinisial DM, seorang dosen di fakultas yang sama.
“Kejadian tersebut masih dalam lingkup kampus FIPP. Dampak yang saya rasakan adalah trauma dan ketakutan. Setiap bertemu DM, saya merasa malu jika ada mahasiswa yang melihat saya naik atau turun dari mobilnya karena bisa menjadi bahan pembicaraan. Saya merasa tertekan dengan masalah ini,”
begitu penggalan isi suratnya. Sungguh ironis, tempat yang seharusnya aman justru menjadi sumber luka mendalam baginya.
Artikel Terkait
Liburan Bukan Kemewahan, Tapi Doa Kecil untuk Jiwa yang Lelah
Di Balik Keriuhan Media Sosial, Budaya Perusahaan Ternyata Masih Berjalan dalam Kabut
Mendikbud Ungkap Nasib Sekolah Pasca-Banjir: Ada yang Hilang, Rusak Parah, hingga Harus Direlokasi
Ukraina Bantah Klaim Serangan Drone ke Putin: Tak Ada Bukti, Hanya Akal-Akalan