Suasana di Desa Tabuyung, Mandailing Natal, mendadak panas Selasa petang lalu. Sekitar pukul enam, puluhan ibu-ibu bergerak. Bukan untuk arisan, melainkan melakukan sweeping. Sasaran mereka adalah rumah yang diduga milik bandar narkoba. Dua rumah akhirnya hangus dilalap api.
Kapolres setempat, AKBP Arie Sofandi Paloh, membenarkan kejadian itu. Menurutnya, aksi itu berawal usai para ibu melaksanakan salat istighotsah salat tolak bala karena daerah mereka terdampak bencana. Entah bagaimana ceritanya, usai berdoa, bukannya pulang, mereka malah beramai-ramai melempari dan membakar rumah.
Dia melanjutkan, pihak kepolisian sempat mendengar keributan dan berusaha mencegah aksi anarkis itu. Namun begitu, massa yang datang cukup banyak. Dari lima rumah yang didatangi, dua di antaranya tak terselamatkan.
Dari sisi pelaku dugaan bandar, polisi telah menangkap delapan orang. Salah satunya bahkan pernah diciduk di awal tahun 2025. Rumah yang dibakar disebut-sebut milik anak dari pelaku yang sudah ditangkap sebelumnya.
Tapi, apakah benar rumah-rumah itu sarang bandar? Polisi masih menyelidiki. “Masih kita lidik lah,” imbuhnya. Saat ini kondisi desa sudah dikatakan kondusif, dengan polisi tetap berjaga untuk mencegah kericuhan ulang.
Dilatari Kekhawatiran dan Aura Media Sosial
Lantas, apa yang mendorong para emak-emak nekat bakar rumah? Menurut Kapolres, alasan utamanya adalah kekhawatiran. Mereka takut anak-anak mereka terpengaruh dan jadi korban narkoba. Tapi, polisi juga masih mendalami apakah ada provokator di balik aksi spontan ini.
Artikel Terkait
Trump Desak Ukraina Segera Akhiri Perang, Sebut Rusia Sudah Siap
KPK Amankan Bupati Bekasi dalam Operasi Dini Hari
Ketika Uang Berhenti Bergerak: Dilema Ekonomi di Tengah Gelombang Pesimisme
Rusia Ingatkan Trump Soal Venezuela: Jangan Lakukan Kesalahan Fatal