Aku paling tidak tega kalau sudah menyangkut anak-anak dan orang tua. Pasti langsung mewek. Soalnya, aku pernah mengalaminya sendiri: anakku kelaparan hampir 30 jam terjebak di tengah banjir. Rasanya sesak sekali, nyesek di dada.
Aku paham, para pekerja lapangan yang menyalurkan bantuan pasti sudah kelelahan. Mereka sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi, kok bisa sedemikian lambatnya?
Menurut sejumlah saksi, ada warga di daerah pegunungan yang terpaksa turun jalan kaki. Mereka menyusuri jalan penuh lumpur hanya untuk menjual sayuran. Hasilnya dibelikan beras untuk anak dan istri yang menunggu di rumah.
Coba bayangkan. Mereka berjalan puluhan kilometer. Aku pernah ke sana, naik motor saja badan rasanya pegal semua karena jauh dan jalannya terjal. Apalagi mereka yang berjalan kaki.🥲
Belum lagi kabar dari Aceh Tamiang. Kondisi di sana sudah benar-benar kritis, warga kelaparan. Ayolah, pemer!ntah. Masak tega sekali membiarkan rakyatnya menderita begini.🥺
Artikel Terkait
Pedagang Mie Babi Berpeci di Bandung Ditegur, Diwajibkan Pasang Keterangan Jelas
PMI Kirim Ribuan Paket Dapur untuk Pulihkan Kemandirian Korban Bencana
Video Anies Makan Bersama Warga Diklaim di Lokasi Bencana, Ternyata Hoaks yang Menyesatkan
36 Jam Terjebak Banjir Aceh: Ketika Solidaritas Warga Mengisi Ruang Kosong Negara