Di sisi lain, Gus Ipul justru mendapat inspirasi dari aksi solidaritas yang datang dari komunitas disabilitas sendiri. Saat bencana melanda sejumlah wilayah di Aceh dan Sumatera, mereka bergerak.
“Para penyandang disabilitas urunan untuk membantu warga yang terkena dampak korban (bencana) di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat. Terkumpul 200 juta rupiah. Luar biasa untuk itu saya apresiasi,”
Cerita ini, baginya, adalah bukti nyata. Narasi tentang disabilitas harus diubah total.
“Para penyandang disabilitas pun berusaha untuk memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya. Kemudian menghadirkan negara di lingkungan penyandang disabilitas. Mengubah narasi dari belas kasihan ke kesetaraan dan pengakuan atas hak,”
tutupnya. Pesannya jelas: negara harus hadir penuh. Bukan dengan rasa kasihan, tapi dengan komitmen kuat pada kesetaraan dan pengakuan hak asasi setiap warga negara.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam