Gunungan Cangkang Kerang di Kalibaru: Janji Penanganan dan Bau yang Tak Kunjung Sirna

- Jumat, 05 Desember 2025 | 20:18 WIB
Gunungan Cangkang Kerang di Kalibaru: Janji Penanganan dan Bau yang Tak Kunjung Sirna

Ia berharap ada solusi dari pemerintah. Soalnya, dampak negatif dari gunungan cangkang itu sudah mulai terasa. "Saya juga sebenernya gak suka, keberatan," tuturnya.

Persoalan ini sebenarnya sudah mendapat sorotan. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, pernah menyebutkan bahwa produksi cangkang kerang di Kalibaru bisa mencapai 1,5 hingga 2 ton per hari. Angka yang fantastis.

Sementara itu, kapasitas pengelolaan para petani kerang hanya sekitar 50 sampai 100 kilogram sehari. Jelas tidak seimbang.

"Di Kalibaru saja produksi kulit kerangnya mencapai 1,5 sampai 2 ton per hari. Jadi kondisi yang kita lihat itu otomatis sudah melakukan pencemaran lingkungan yang relatif besar, sehingga kondisi pantainya pasti menimbulkan problem yang tidak ringan," kata Hanif saat berkunjung ke lokasi pada Juli 2025 lalu.

Di sisi lain, Kementeriannya dikatakan sedang berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mencari jalan keluar.

"Kami akan segera merumuskannya dahulu dengan teman-teman Daerah Khusus Jakarta yang bertempat di lokasi ini, dengan para penanggung jawab kawasan, semisal pelindung atau mungkin teman-teman dari PUPR untuk mengambil langkah-langkah penanganan pencemaran ini," jelasnya.

"Jadi tentu mereka-mereka (pengupas) juga harus bertanggung jawab terkait dengan peran ini. Ini tidak sederhana iya, tetapi dengan kehadiran kita di sini, segera kita akan merumuskan instrumen yang harus kita bangun bersama untuk Kalibaru," pungkas Hanif.

Nada janji itu masih menggantung. Sementara di pesisir, gunungan cangkang terus bertambah, dan aroma amisnya tetap menyengat di udara lembap Jakarta Utara.


Halaman:

Komentar