Rapat kerja digelar Komisi IV DPR dengan Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, Kamis lalu. Agenda utamanya cukup serius: menagih penjelasan soal bencana ekologis yang melanda Sumatera. Yang menarik, rapat itu dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV, Siti Hediati Hariyadi, atau yang lebih dikenal publik sebagai Titiek Soeharto.
Banjir bandang dan tanah longsor di wilayah itu bukan cuma soal cuaca ekstrem belaka. Menurut sejumlah laporan, aliran air yang menghanyutkan kayu-kayu gelondongan besar memperparah kerusakan. Ini yang jadi sorotan.
Titiek sendiri bersikap blak-blakan. Dia bilang, bencana hidrometeorologi di ujung barat Indonesia ini sudah seperti alarm keras. Bukan sekadar anomali cuaca biasa.
“Hujan deras akibat badai siklon tropis memang faktor alam. Tapi, ketidakmampuan tanah menahan air karena hutan gundul? Itu jelas ulah manusia,” tegas Titiek dalam rapat tersebut.
"Kita tidak bisa terus-menerus menyalahkan curah hujan yang tinggi sementara kita menutup mata terhadap fakta di lapangan."
Artikel Terkait
UGM Kembali Revisi Tanggal Kelulusan Jokowi, Kini Jadi 23 Oktober 1985
Mendagri Tito Desak Digitalisasi Bansos: Agar Tepat Sasaran, Tak Lagi Salah Alamat
Indonesia Galang Dukungan Global di WIPO untuk Reformasi Royalti Musik
Bencana atau Kesalahan? Saatnya Gugat Negara dan Korporasi Atas Banjir dan Longsor