Peserta 212, Gairah Kembali Menyala?
Memet Hakim
Pengamat Sosial, Wanhat APIB & P3 TNI
Suasana di Lapangan Monas malam itu benar-benar berbeda. Sejak maghrib hingga lewat tengah malam, kerumunan massa berkumpul dengan riang. Tak ada ketakutan akan gas air mata, tidak pula kejar-kejaran dengan polisi. Menurut perkiraan, setengah juta orang memadati lokasi jumlah terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Ratusan bus, dari ukuran besar hingga kecil, membanjiri ibu kota dari berbagai daerah. Kendaraan pribadi pun tak terhitung. Di empat penjuru pintu masuk Monas, berbagai organisasi dengan sigap menyediakan makanan dan minuman gratis untuk peserta. Sayangnya, urusan kebersihan agak terlupakan. Baru di penghujung acara, hal itu mulai diserukan.
Tokoh-tokoh ulama terlihat jelas di panggung. Tiga pilar, dipimpin Habib Rizieq Shihab, hadir bersama para kiai, ustadz, tokoh sipil, dan sejumlah purnawirawan. Mereka tampak kompak, tanpa ada kesan perseteruan yang selama ini digosipkan. Upaya memecah belah soal nasab, rupanya gagal total di lapangan. Residu upaya pecah-belah dari rezim sebelumnya, pelan-pelan mulai hilang.
Dalam orasinya, Brigjen TNI Poernomo Hidayat mengingatkan bahaya laten komunisme. Ia juga menyoroti Keppres No. 17 Tahun 2022 tentang rehabilitasi korban pelanggaran HAM dari pihak PKI.
Puncaknya, Habib Rizieq Shihab menyampaikan pidato bernas.
"Korupsi itu sangat merusak," tegasnya. Program Presiden Prabowo, menurutnya, harus didukung penuh. HRS mendorong Prabowo agar lebih serius dan berani membasmi korupsi.
Artikel Terkait
Prasetyo Tegaskan: Penanganan Korban Lebih Penting Daripada Status Bencana
Bentrokan Lahan di Bandung Berakhir, Satu Warga Terluka Bacok
Prabowo dan Sawit: Mengapa Ratusan Pohon Tak Sama dengan Hutan
Poligami Legal Dihujat, Perselingkuhan Malah Dimaklumi: Gus Wahab Soroti Ironi Sosial