Pasar Gede Solo: Di Balik Tumpukan Sayur, Ada Ingatan yang Tak Pernah Usang

- Rabu, 17 Desember 2025 | 09:00 WIB
Pasar Gede Solo: Di Balik Tumpukan Sayur, Ada Ingatan yang Tak Pernah Usang

Beberapa kota berlomba membangun pencakar langit untuk mengejar kesan modern. Tapi Solo? Kota ini punya cara lain. Ia memilih merawat ruang lamanya, memberi tempat bagi ingatan untuk pulang. Pasar Gede adalah buktinya.

Pagi di sini tak pernah menunggu komando. Sebelum matahari benar-benar terbit, denyut nadi pasar sudah berdetak. Langkah kaki para pembeli yang hafal jalan, bunyi sapu menyapu lantai, dan tumpukan sayuran hijau yang baru saja diturunkan dari truk. Tak ada plang bertuliskan 'wisata budaya', tapi justru di sinilah budaya itu hidup dan bernafas setiap hari.

Memang, arsitektur kolonial karya Thomas Karsten sering jadi bahan pembicaraan. Namun begitu, yang bikin tempat ini tetap relevan bukan cuma tembok-tembok tuanya. Hidupilah! Pasar Gede bukan museum yang membekukan sejarah. Ia membiarkan masa lalu terus bergerak, beradaptasi, dan bernegosiasi dengan desakan zaman.

Relasi sosial di sini tumbuh begitu organik.

Lihatlah tawar-menawar yang terjadi. Itu bukan sekadar urusan harga, tapi soal kepercayaan yang dibangun bertahun-tahun. Banyak pembeli setia ke lapak yang sama, puluhan tahun lamanya. Nama mungkin terlupa, tapi wajah dan kebiasaan saling melekat di ingatan. Di tengah kota yang makin individual, pasar ini jadi ruang sosial yang langka, menjaga ikatan manusia yang nyaris punah.

Narasi lintas generasi juga tersimpan rapi di balik tumpukan rempah dan sayur. Banyak pedagang adalah penerus usaha orang tua atau bahkan kakek nenek mereka. Lapak itu warisan, lebih dari sekadar aset ekonomi. Di sini, nilai-nilai tentang kerja keras dan kejujuran diajarkan tanpa kata-kata, lewat contoh yang dilihat setiap hari.

Waktu terasa melambat di sudut jajanan pasar. Lenjongan, cabuk rambak, dawet telasih disajikan apa adanya. Tanpa kemasan menarik, tanpa strategi pemasaran digital. Justru di situlah kekuatannya. Rasa yang bertahan puluhan tahun adalah bentuk perlawanan yang sunyi terhadap segala sesuatu yang serba instan.


Halaman:

Komentar