Dewangga Saputra, atau yang akrab disapa Angga, baru bergabung dengan PERSAS di tahun 2022. Tapi dalam waktu yang relatif singkat itu, pemuda 19 tahun ini sudah mencatatkan sederet prestasi. Tak cuma di sepak bola amputasi, Angga juga jadi salah satu atlet atletik disabilitas andalan Surabaya.
Piala dan medali yang berhasil dikumpulkannya sempat memicu mimpi untuk jadi atlet profesional. Impian itu wajar saja.
"Iya tadinya mau jadi atlet karena sudah banyak dapat medali (penghargaan) sebagai atlet sepak bola dan atletik," tutur Angga kepada Basra, Rabu (3/12).
Namun begitu, setelah hampir tiga tahun berkecimpung, pandangannya mulai berubah. Mimpi lamanya pelan-pelan tergantikan oleh keinginan baru: bekerja sebagai pegawai kantoran. Alasannya sederhana, tapi realistis. Penghasilan dari dunia atletik dirasanya belum bisa diandalkan untuk menghidupi diri.
"Saya dapat penghasilan sebagai atlet itu kalau pas ada event pertandingan saja. Nah eventnya ini tidak setiap bulan ada, malah setahun bisa hanya 2 kali saja. Setelah bertanding baru dapat uang. Untuk bulan-bulan lainnya sudah pasti tidak ada event otomatis juga tidak ada penghasilan," terangnya.
Secara rinci, Angga menyebutkan tarifnya. Tiap ikut pertandingan sepak bola, ia mendapat sekitar Rp 400.000. Sementara untuk event atletik, angkanya lebih menggoda, bisa mencapai Rp 1.600.000 sekali turun. Tapi lagi-lagi, itu hanya saat ada event. Di luar itu, kekosongan.
Artikel Terkait
Mantan Karyawan IMIP Bongkar Modus Sembunyikan Ribuan Pekerja China Saat Sidak
Sindikat Kartu Kredit Internasional Dibekuk di Bali, Suami Artis Korsel Jadi Korban
Tere Liye Soroti Respons Bencana: Rakyat Tak Tahu Terima Kasih atau Pemerintah yang Abai?
Proyek Galian Pesanggrahan Bikin Layanan Transjakarta Koridor 13 Tersendat