Soal partisipasi? Juga impresif. Pengunjung mencapai 7.784 orang. Lebih detail lagi, ada lebih dari 1.431 peserta terakreditasi, 116 exhibitor, dan 122 perusahaan yang terlibat. Perwakilan dari lebih 14 negara memadati venue, dan yang tak kalah penting, terjalin lebih dari 2.433 pertemuan bisnis sepanjang acara.
Dalam pidatonya, Linda juga menekankan satu hal krusial: pentingnya membangun struktur untuk energi kreatif regional.
Ia pun menyoroti laporan ekonomi internasional terbaru JAFF Market. Menurutnya, laporan itu adalah penanda pergeseran.
Nah, dampak ekonomi Rp130 miliar tadi bukan angka kosong. Itu dirangkum dari nilai transaksi langsung, belanja pengunjung, aktivitas industri pendukung, sampai perputaran uang di ekonomi lokal Yogyakarta selama tiga hari penyelenggaraan.
Dengan lonjakan fantastis 361 persen dalam setahun, ditambah nilai proyek yang naik dan kehadiran delegasi internasional terbanyak sepanjang sejarah, JAFF Market 2025 jelas sudah menancapkan tiangnya. Ia kini bukan sekadar festival, tapi pusat transaksi dan kolaborasi film yang benar-benar diperhitungkan di Indonesia.
Artikel Terkait
Kepala Lapas Dicopot Usai Video Paksa Makan Daging Anjing ke Napi Muslim Viral
Gempa 5 Magnitudo Guncang Nias Selatan, Getaran Terasa hingga Sibolga
Mesin Cuci Bukaan Atas: Solusi Praktis untuk Cucian yang Tak Ribet
108 WNI Selamat, 9 Tewas dalam Kebakaran Hebat di Hong Kong