Secara sederhana, siklon tropis adalah sistem badai bertekanan rendah yang berputar kencang. Ia terbentuk di lautan hangat daerah tropis, dan biasanya membawa serta angin kencang serta hujan deras yang merusak.
Namun begitu, BMKG telah menyatakan bahwa Siklon Tropis Senyar ini sudah punah sejak 28 November lalu. Artinya, ancaman terbesarnya telah berlalu.
Menurut Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, fenomena seperti ini sebenarnya jarang terjadi di perairan Selat Malaka.
"Fenomena seperti Siklon Tropis Senyar tergolong tidak umum di wilayah perairan Selat Malaka, apalagi jika sampai melintasi daratan,"
jelasnya.
Dia pun mengingatkan,
"BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi dampak cuaca yang dapat muncul selama sistem ini bergerak di sekitar wilayah tersebut."
Peringatan yang sayangnya baru terbukti setelah bencana datang.
Artikel Terkait
Prabowo Tinjau Langsung Kerusakan dan Pengungsian di Aceh Tenggara
Gubernur Aceh Berduka: Empat Kampung Lenyap, Banjir Bandang Disebut Lebih Dahsyat dari Tsunami
Paus Leo XIV Tegaskan: Kemerdekaan Palestina Satu-Satunya Jalan Damai
JK Soroti Pentingnya Aksi Nyata Ketimbang Perdebatan Status Bencana