Di sisi lain, sabar menghadapi penolakan juga tak kalah penting. Dikritik, dicemooh, atau bahkan diacuhkan. Itu semua adalah menu harian. Tetaplah lapang dada dan jangan goyah hanya karena perkataan orang.
Keteguhan Hati
Terakhir, ada keteguhan. Ini semacam pondasi yang membuat seorang dai tetap berdiri tegak meski diterpa badai cobaan.
Yang utama, teguh dalam akidah. Jangan sampai karena tekanan, keyakinan kita jadi goyah. Prinsip-prinsip dasar agama harus tetap dijaga, bagaimanapun keadaannya.
Selain itu, keteguhan dalam beramal juga krusial. Jangan sampai semangat hanya di awal saja, lalu kendor di tengah jalan. Konsistensi inilah yang nantinya akan membuahkan hasil.
Jadi, kalau dirangkum, tiga hal inilah keikhlasan, kesabaran, dan keteguhan yang menjadi penentu. Dengan memilikinya, insya Allah dakwah kita tidak hanya sampai, tapi juga membekas. Dan tentu, pahala yang dijanjikan Allah pun akan mengalir deras.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini bisa membimbing kita semua, para penyeru dakwah, untuk menjadi dai yang lebih baik. Dai yang ikhlas, sabar, dan tak mudah goyah. Amin.
Pembina Korps Mubaligh Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat.
Artikel Terkait
Kemenkum Kalbar Perkuat Perencanaan Anggaran Lewat RPATA
Nusron Wahid Soroti Ketimpangan Lahan: Korporasi Kuasai 48 Persen HGU dan HGB
Ranperda Koperasi dan UMKM Sintang Disempurnakan untuk Dongkrak Ekonomi Lokal
MPD Kubu Raya Perketat Pengawasan, Bahas Temuan dan Penahanan Notaris