Dari Uap Tahu di Cileunyi, Program MBG Pacu Omzet 50 Persen

- Rabu, 26 November 2025 | 08:06 WIB
Dari Uap Tahu di Cileunyi, Program MBG Pacu Omzet 50 Persen

Asap putih mengepul dari sebuah rumah di kawasan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Wangi khas kedelai yang hangat langsung memenuhi ruangan begitu Anda melangkah masuk. Di sanalah Iwa Wardani (45) menghabiskan hari-harinya, dikelilingi uap panas dari proses pembuatan tahu di pabrik rumahan miliknya.

Semuanya dimulai jauh di tahun 2009. Kala itu, Iwa memulai usahanya dengan modal nekat dan semangat belajar.

"Awal 2009 mulai belajar produksi sambil masarin. Sampai sekarang udah lumayan lah," kenang Iwa saat ditemui di tempat kerjanya, Kamis (20/11).

Produksi awalnya tak banyak, hanya sekitar 50-100 kilogram per hari. Semua ia kerjakan sendiri, mulai dari membuat hingga menjajakannya ke pasar.

"Dari bikin 50-100 kilo sambil masarin sendiri. Karena baru-baru dikit kan, nggak langsung banyak produksinya," ujarnya.

Namun begitu, perjalanan tak selalu mulus. Di awal-awal merintis, ia sempat mengalami kebangkrutan. Bahkan, sebagian besar asetnya habis untuk menutup modal yang terpakai. Tapi Iwa pantang menyerah.

Kini, setelah bertahan melewati masa sulit, produksinya melonjak drastis. Pabriknya bisa menghasilkan hingga 600 kilogram tahu setiap harinya. Tak lagi sendirian, ia kini dibantu 20 karyawan.

"Sekarang yang kerja ada 20 orang," ucapnya dengan nada bangga.

Suplai untuk Dapur MBG, Omzet Melonjak 50 Persen

Keberuntungan mulai berbalik ketika pabrik tahunya terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak awal program itu berjalan. Program yang diusung Presiden Prabowo ini bertujuan memerangi malnutrisi dan stunting, terutama pada balita dan anak sekolah, dengan memastikan mereka mendapat asupan gizi yang cukup.

Tahu, dengan kandungan protein nabati, kalsium, dan mineral lainnya, menjadi pilihan tepat untuk menu bergizi. Harganya yang terjangkau dan bisa diolah menjadi berbagai masakan seperti tahu bacem, balado, atau pepes, membuatnya ideal untuk program semacam ini.

Bagi Iwa, keterlibatannya dalam MBG membawa dampak langsung yang sangat berarti.

"Ya semenjak ada MBG ini lumayan naik 50 persen, dari yang asalnya produksi 400 kilogram sehari, sekarang jadi 600 kilogram," ungkapnya.


Halaman:

Komentar