Landasan Pacu Gelap di Morowali: Ketika Bandara Jadi Simbol Kekuasaan Bayangan

- Selasa, 25 November 2025 | 18:40 WIB
Landasan Pacu Gelap di Morowali: Ketika Bandara Jadi Simbol Kekuasaan Bayangan

Kalau jalur tikus biasa dianggap sebagai sarana konvensional para penyelundup, bandara tanpa SOP ini adalah versi "kelas eksekutif" dari kejahatan terstruktur. Semua berjalan rapi, steril dari pemeriksaan, dan tak tercatat dalam laporan resmi. Grey economy dengan landasan pacu, begitulah kira-kira.

Jadi, bandara tanpa SOP bukan cuma masalah teknis belaka. Ini adalah deklarasi politik terselubung. Sebuah pesan keras: "Kami lebih besar dari negara. Kami lebih kuat dari hukum. Kami adalah negara kecil yang hidup di dalam negara besar dan kalian tak bisa berbuat apa-apa."

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Syafrie Syamsuddin punya komentar tegas mengenai situasi ini.

Pernyataan itu dilontarkannya sebagai respons atas Bandara Morowali, yang ternyata sama sekali tidak melibatkan otoritas negara. Bahkan aparat keamanan pun konon kesulitan masuk. Lalu, untuk kepentingan siapa sebenarnya bandara ini dibangun dengan cara yang begitu tertutup?

Selama masyarakat masih terbuai oleh jargon-jargon indah, influencer bayaran, dan narasi pembangunan yang terus dipoles, bandara semacam ini akan terus berdiri dan beroperasi. Ia akan tetap menjadi landasan pacu bagi bisnis-bisnis gelap yang dilindungi oleh kekuasaan. Dan kita semua, tanpa sadar, mungkin cuma jadi penonton yang bisu.


Halaman:

Komentar