"Dulu saya pernah dihadapkan dengan pertanyaan sulit dari pengusaha ilegal, 'kalau gunung ini tidak ditambang, masyarakat mau makan apa?'" kenang Deden. "Kami balik bertanya dengan sederhana, 'justru kalau gunung ini habis, nanti masyarakat mau makan apa?'"
"Nah, respons yang kami terima malah ancaman pembunuhan. Saat itu kami sampai dikejar-kejar," sambungnya mengenang masa-masa sulit tersebut.
Tapi Deden pantang menyerah. Perlahan tapi pasti, upayanya mulai membuahkan hasil. Pada 2015, Astra melalui PT Astra Honda Motor turun tangan memberikan bantuan untuk program pelestarian lingkungan.
Kawasan yang sempat rusak akibat penambangan liar akhirnya berubah wajah. Sejak 2016, tempat itu dikenal sebagai Stone Garden Citatah, destinasi wisata geologi yang menarik.
"Alhamdulillah, kawasan yang berhasil kami selamatkan kini mencakup Stone Garden, Gua Pawon, dan tentunya kawasan Hawu-Pabeasan," tuturnya dengan bangga.
Yang membuat kawasan ini semakin istimewa adalah nilai sejarahnya. Stone Garden disebut-sebut sebagai salah satu titik untuk melihat sisa-sisa peradaban purba. Konon, tempat ini dulunya adalah dasar laut yang terangkat, dan di sekitarnya terdapat jejak kehidupan manusia purba.
Manfaatnya pun merambah ke berbagai aspek. Tak cuma lingkungan yang terjaga, perekonomian warga juga ikut terdongkrak.
Banyak masyarakat yang mengikuti pelatihan pokdarwis untuk mengelola kawasan wisata. Ada yang membuka homestay, ada pula yang berjualan di sekitar lokasi.
"Peningkatannya signifikan sekali, bisa 5 sampai 10 kali lipat dari sebelumnya," beber Deden.
Tak berhenti di situ, aspek pendidikan juga mendapat perhatian serius. Berkat program Kampung Berseri Astra, akses pendidikan masyarakat sekitar semakin terbuka.
"Dulu, di kawasan Karst Citatah ini, pendidikan tertinggi biasanya hanya sampai SMP. Sekarang, berkat kerjasama dengan berbagai kampus swasta, kami sudah bisa memfasilitasi hampir 150 orang untuk melanjutkan kuliah melalui program KIP Kuliah," paparnya detail.
"Kami serius dalam menjalankan ini. Bukan cuma bicara hal-hal teknis, tapi kami punya visi untuk masa depan generasi mendatang. Edukasi dan pendidikan terus kami tingkatkan," pungkas Deden menutup pembicaraan.
Artikel Terkait
Gibran Buka Suara Soal Penghapusan Visa Indonesia-Afrika Selatan di Forum Johannesburg
Aksi Bakar Al-Quran di Dearborn Picu Ketegangan Politik
Kasus Munir Kembali Menghantui, Muchdi Purwoprandjono Diperiksa Ulang
Misteri Kematian Dosen UNTAG: Saksi Kunci dari Kalangan Polisi