Kerja sama dengan Australia, dalam hal ini, bisa membantu memperkaya database intelijen maritim yang semakin hari semakin kompleks.
Karena Maluku merupakan semacam pintu belakang Papua, penguatan intelijen di sana juga penting untuk memonitor arus logistik ke kelompok separatis, membaca pola mobilitas aktor eksternal, dan mencegah fluktuasi keamanan yang bisa menjalar ke wilayah tengah Indonesia.
Amir juga menyebut bahwa Indonesia sedang membangun konsep pertahanan berlapis. Konsep ini mencakup lapisan deteksi (intelligence), lapisan pencegahan (early deterrence), dan lapisan respon (rapid response). Nah, Maluku dianggap sebagai lapisan pertama yang harus diperkuat karena posisinya sebagai benteng timur.
Namun begitu, Amir mengingatkan bahwa kolaborasi intelijen dengan Australia harus dilakukan secara proporsional dan terukur. Soalnya, ini menyangkut pertukaran data sensitif, kegiatan pengamatan di wilayah kedaulatan, manajemen informasi strategis mengenai Papua, serta perlindungan sumber daya maritim Indonesia.
Ia menambahkan, BIN harus memastikan mekanisme kontrol, audit intelijen, dan pembagian informasi dilakukan dengan prinsip timbal balik. Tujuannya jelas: agar tidak membuka peluang penetrasi intelijen asing yang berlebihan.
Amir lebih lanjut menguraikan bahwa perebutan pengaruh antara AS dan China kini merambat ke selatan Filipina, Papua Nugini, hingga perairan Maluku. Itu sebabnya, Maluku menjadi titik strategis untuk memantau jalur kapal selam, memonitor aktivitas militer di Pasifik Barat Daya, memastikan stabilitas rantai pasokan energi, dan mengawasi manuver kapal penelitian China yang makin agresif belakangan ini.
Dari penjelasan Amir Hamzah, terlihat jelas bahwa Maluku telah bertransformasi. Dari sekadar wilayah kepulauan dengan kekayaan budaya dan sejarah, kini menjadi titik strategis dalam narasi keamanan Indo-Pasifik.
Kerja sama intelijen BIN–Australia bisa menjadi instrumen untuk menjaga stabilitas kawasan, memperkuat deteksi dini Indonesia, dan menjadi mekanisme penyeimbang dalam kompetisi geopolitik regional. Tapi sekali lagi, kolaborasi ini harus dijalankan dengan hati-hati. Indonesia harus memastikan diri tetap memegang kendali penuh atas wilayah strategisnya.
Artikel Terkait
Aturan BPJS Non-Berjenjang Terganjal Kesiapan Kamar Pasien
Lima Jurus Ampuh agar Doa Tak Hanya Sampai di Langit
Tim Hukum Untag Semarang Desak Pengungkapan Fakta di Balik Misteri Kematian Dosen Muda
Jalan di Sriharjo Bantul Ambles, Warga Terpaksa Tempuh Jalur Memutar