Israel Batasi Bantuan ke Gaza: Rafah Ditutup dan 9 Warga Palestina Tewas
Gencatan senjata di Jalur Gaza yang baru berjalan lima hari kembali diuji. Pemerintah Israel mengumumkan penundaan pembukaan perlintasan Rafah di perbatasan Mesir dan memotong setengah aliran bantuan kemanusiaan menuju wilayah Palestina.
Langkah ini diambil Israel sebagai bentuk hukuman terhadap Hamas, yang dianggap terlambat menyerahkan seluruh jenazah sandera Israel sesuai kesepakatan gencatan senjata yang disponsori AS. Militer Israel menegaskan, militan Hamas seharusnya mengembalikan empat jenazah tambahan di awal pekan, sehingga total delapan dari 28 jenazah telah dipulangkan. Namun, pengembalian jenazah baru dilakukan pada Selasa (14/10/2025).
Palang Merah Internasional, yang memantau proses pertukaran jenazah, menyatakan bahwa pencarian di tengah puing-puing Gaza merupakan tantangan besar yang memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu. Kendati demikian, Israel menilai keterlambatan ini sebagai penundaan komitmen yang disengaja.
Pembatasan Bantuan dan Penundaan Rafah
Alasan tersebut mendorong Pemerintahan Netanyahu mengambil langkah agresif. Jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk dikurangi dari 600 menjadi hanya 300 unit per hari. Selain itu, pembukaan perlintasan Rafah yang sebelumnya dijadwalkan pada Rabu (15/10/2025) juga ditunda.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan mekanisme gencatan senjata, yang memungkinkan pengaturan ulang bantuan jika pihak lawan dinilai belum menepati komitmen, termasuk dalam hal pengembalian jenazah.
Artikel Terkait
Netanyahu Guncang Gaza dengan Ancaman Baru, Ini yang Bakal Terjadi!
Prabowo & Trump Bicara Soal Eric di Hot Mic, Ini yang Terbongkar!
Prabowo Batal ke Israel, Ini Bocoran Rencana yang Bocor ke Media
Israel Gugat Indonesia di Pengadilan Internasional, Ini Penyebabnya