tambahnya.
Meski begitu, hal semacam ini bukan pengalaman pertama baginya. Sebagai orang yang sudah lama aktif berolahraga, cedera adalah sesuatu yang lumrah.
Ben bercerita, awal ketertarikannya pada padel sebenarnya karena ikut tren dan diajak teman. Tapi begitu mencoba, ia langsung ketagihan.
"Sering (cedera), sering. Padel tuh emang orang banyak yang bilang, 'Ah, lu mau ikut-ikutan aja.' Aku bilang, 'Cobain dulu.' Nyangkut pasti. Saya memang awalnya kan gara-gara main tenis, dua tahun, tiga tahun terakhir main tenis tuh awalnya main di lapangan juga tuh. Nyangkut, begitu padel rame, ngikut. Nah, awalnya kayak gitu. Terus lama-lama seru buat cardio sih sebenernya,"
tuturnya.
Bagi Ben, cedera adalah risiko sehari-hari buat mereka yang aktif, apalagi usia sudah tak lagi muda. Ia menyebut area-area seperti elbow, ankle, dan lutut adalah yang paling rentan bagi pemain olahraga raket.
"Sering. Cedera tuh macam-macam. Semua yang main raket pasti awalnya ada elbow. Dulu juga kita main bola, lutut juga udah pernah, ankle juga pernah,"
ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya kesadaran merawat tubuh dan tidak mengabaikan sinyal sakit. Bahkan, ia mengaku memanfaatkan teknologi seperti ChatGPT untuk mencari informasi penanganan cedera.
"Jadi udah jadi kayak apa ya, keseharian tuh kalau misalkan yang sering olahraga, terutama umur juga sudah mulai nambah, kita mesti sadar juga karena sekarang ada chat GPT. Kita jadi tahu, oh ini. Harus treatment, jangan malas karena nanti kalau misalkan udah terlalu parah, jadi malah lebih susah gitu,"
pungkas Ben Kasyafani.
Artikel Terkait
Hotman Paris Bongkar Alasan Mundur dari Kasus Nadiem: Klien Kaya Tapi Pelit, Sorry!
Eva Manurung Buru Kepastian Soal Laporan Polisi yang Ditudingkan ke Inara Rusli
Menguak Isi DM Inara Rusli yang Bikin Wardatina Mawa Istigfar
Al Ghazali Rutin Bicara dengan Kandungan Alyssa Daguise Setiap Malam