Lesunya Daya Beli Masyarakat Picu Perlambatan Ekonomi Indonesia
Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Galau D.M, mengungkapkan bahwa lesunya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor utama penyebab perlambatan ekonomi di Indonesia. Menurutnya, memulihkan daya beli masyarakat ke tingkat yang lebih baik merupakan tantangan berat dalam kondisi ekonomi terkini.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Beberapa lembaga internasional seperti OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun hanya mencapai sekitar 4,7%. Galau menyatakan sulit membayangkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 5% mengingat belum adanya pemulihan ekonomi yang signifikan dan kualitatif.
Struktur Ekonomi yang Masih Bergantung pada Komoditas
Postur ekonomi Indonesia saat ini masih sangat bergantung pada komoditas ekstraktif. Selain itu, berbagai proyek infrastruktur berbiaya tinggi menambah beban utang baru yang signifikan. Fokus pemerintah dalam memberikan insentif pada kelas menengah juga dinilai masih kurang.
Dampak Inflasi Pangan terhadap Daya Beli
Inflasi pangan memiliki dampak yang signifikan dalam memukul daya beli masyarakat. Di sisi lain, belanja pemerintah yang diefisiensikan menyebabkan tersendatnya suplai dana baru untuk meningkatkan disposable income di level rumah tangga.
Artikel Terkait
Delapan Blok Migas Dibuka, Pemerintah Genjot Daya Tarik Investor dengan Aturan Lebih Fleksibel
IHSG Sentuh 8.625, NETV Melonjak 29% di Tengah Pasar yang Beragam
Pramono Anung Targetkan UMP DKI 2026 Rampung Hari Ini
IHSG Sentuh Zona Hijau, NETV dan DPUM Melesat di Tengah Pelemahan Rupiah