Menteri ESDM Bahlil Lahadalia punya rencana tegas untuk mengangkat harga komoditas yang sedang terpuruk. Lewat Rancangan Anggaran Kerja dan Belanja (RKAB) tahun 2026, produksi nikel dan batu bara bakal dipangkas. Langkah ini diambil sebagai respons atas tren penurunan harga yang terjadi sepanjang 2025.
“Semuanya kita pangkas, bukan hanya nikel, batu bara pun kita pangkas,” tegas Bahlil usai konferensi pers, Jumat lalu.
Dia menjelaskan alasannya dengan gamblang. “Kenapa? Karena kita akan mengatur supply and demand. Hari ini harga batu bara anjlok semua.”
Menurutnya, volume perdagangan batu bara global mencapai sekitar 1,3 miliar ton. Indonesia sendiri menyumbang pasokan yang sangat besar, yakni 500-600 juta ton. Angka itu hampir setengah dari total pasar.
“Gimana harganya nggak jatuh?” ujarnya retoris.
“Jadi kita akan mengatur tujuannya apa? Pengusahanya harus mendapatkan harga yang baik. Negara juga mendapatkan pendapatan yang baik,” tambah Bahlil.
Di sisi lain, langkah pengurangan ini bukan cuma soal angka. Bahlil menyebut ada tujuan jangka panjang di baliknya, yaitu menata tata kelola batu bara agar lebih teratur dan berkelanjutan. Dia ingin memastikan sumber daya alam tidak habis dikeruk begitu saja.
“Jangan kita pikir negara ini cuma kita aja kan ada anak cucu kita. Jadi kalau memang harganya murah, ya jangan kita nambang dulu. Biarlah ini kepada anak cucu kita,” tuturnya dengan nada yang lebih personal.
Artikel Terkait
Geoprima Solusi Dikendalikan Tjokro Group, Jajaran Direksi dan Komisaris Berganti
KRL Siap Layani 19,9 Juta Penumpang Saat Libur Nataru
Bahlil Buka Suara: Infrastruktur Jadi Penghalang Utama Listrik di Aceh
ADRO Bagi Dividen Interim, Begini Cara Pemula Bisa Ikut Menikmati