“Air itu investasinya luar biasa mahal, sehingga kami membutuhkan dana yang tidak sedikit,” katanya.
“Kami diminta oleh Pak Gubernur untuk mencari bisnis model dan kreatif financing, dan salah satunya mungkin untuk membuat semakin terbuka ide (IPO) itu muncul dari sana.”
Di sisi lain, Arief menegaskan bahwa rencana ini murni didorong oleh kebutuhan investasi jangka panjang. Bukan karena ada faktor atau tekanan tertentu. Intinya, perusahaan sedang memikirkan segala cara agar bisa memberikan layanan yang lebih baik bagi warga Jakarta.
“Jadi bukan karena ada hal-hal tertentu yang mendasari supaya ini jadi IPO, enggak,” tegasnya.
“Jadi investasi itulah yang membuat kami harus berpikir mencari berbagai cara untuk membuat perusahaan ini lebih baik lagi dan bisa melayani masyarakat lebih baik lagi. Begitu.”
Jadi, meski target 2027 sudah terpampang, perjalanan PAM Jaya menuju bursa masih panjang. Proses perubahan badan hukum dari Perumda ke Perseroda memang sudah berjalan, tapi itu baru langkah pertama dari serangkaian tahapan rumit yang harus dilalui.
Artikel Terkait
WIKA Garap Proyek Sekolah Rakyat Senilai Rp1,94 Triliun di Jateng dan Aceh
Pemerintah Pacu Produksi Minyak, Target Satu Juta Barel Per Hari pada 2030
Djaka Bertekad: Sejarah Kelam Bea Cukai Tak Boleh Terulang
Bea Cukai Jakarta Hancurkan Barang Selundupan Senilai Rp 31,6 Miliar