Nah, kalau kita lihat lebih detail, realisasi Belanja K/L—yang merupakan bagian dari Belanja Pemerintah Pusat—mencapai Rp 961,2 triliun. Itu sekitar 75,4% dari outlook. Belanja pegawai tercatat Rp 262,7 triliun, naik 8,5% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh tunjangan pendidikan non-PNS dan pengangkatan ASN baru.
Lalu, Belanja Barang menyentuh Rp 344,9 triliun, atau 72,3% dari outlook. Penyerapannya terdorong oleh percepatan di sejumlah layanan masyarakat, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), program kesehatan, dan berbagai bantuan pemerintah lainnya. Suahasil mengakui, belanja barang sempat terhambat karena ada efisiensi di awal tahun. "Tapi sekarang sudah 72,3 persen," jelasnya.
Untuk Belanja Modal, realisasinya Rp 206,4 triliun, atau 59,9% dari outlook. Fokusnya pada penyelesaian proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan irigasi. Sementara itu, belanja bantuan sosial (bansos) hampir terserap seluruhnya, yaitu Rp 147,2 triliun atau 98,6%. Penyaluran program seperti PBI JKN, PKH, Kartu Sembako, PIP, dan KIP Kuliah menjadi pendorong utamanya.
Menutup paparannya, Suahasil menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong penyerapan belanja pada November dan Desember. "Sehingga dampaknya bagi perekonomian Indonesia bisa lebih besar," tutupnya.
Artikel Terkait
Cair Lagi, BPNT Tahap Empat Bisa Dicek Online
Sampoerna Agro Lepas Lini Sagu Rp 316 Miliar demi Fokus ke Bisnis Sawit
Gempuran 954 Juta Batang Rokok Ilegal, Penerimaan Cukai Malah Melejit
Empat Kota Siap Lelang PLTSa, Tender Tahap Pertama Resmi Dimulai