"Mereka beranggapan dengan membeli baju thrifting, mereka turut serta dalam upaya penyelamatan air bersih," papar Adian.
Adian membeberkan data lingkungan yang mencengangkan: produksi satu celana jeans membutuhkan 3.781 liter air, sementara satu kaus katun baru menghabiskan 2.700 liter air—setara dengan konsumsi air minum satu orang selama 2,5 tahun.
Dampak Industri Tekstil Terhadap Lingkungan
Tak hanya persoalan air, industri tekstil konvensional disebutkan menyumbang 20% polusi udara global. Angka ini menjadi pertimbangan krusial dalam perumusan kebijakan thrifting ke depan.
"Logika generasi muda mungkin begini: 'Jika saya tidak bisa menciptakan air bersih, setidaknya saya tidak membuang-buang air bersih. Dengan membeli jeans bekas, saya telah menyelamatkan 2.700 liter air'," ujarnya menirukan sudut pandang milenial.
Adian menegaskan pemerintah sebagai regulator harus memiliki pemahaman komprehensif sebelum mengambil keputusan. Kebijakan yang dihasilkan harus mampu menyeimbangkan antara perlindungan industri lokal, kelestarian lingkungan, dan keadilan sosial bagi masyarakat.
Laporan: Tim Liputan Parlemen
Artikel Terkait
POSCO International Kuasai Sampoerna Agro, Perkuat Cengkeraman di Bisnis Sawit Indonesia
Pundi-Pundi Negara Digeber, Bea Keluar Emas Ditaksir Raup Rp 6 Triliun
Saham SGRO Beralih Tangan, Konglomerat Korea Kuasai Lahan Sawit 129 Ribu Hektare
Investasi Hilirisasi Melonjak 58%, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah