Kebijakan moneter ini didukung oleh proyeksi inflasi yang tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 persen untuk tahun 2025 dan 2026. Selain itu, BI terus berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang sejalan dengan fundamental ekonomi, meskipun menghadapi tekanan ketidakpastian global yang masih tinggi.
Perry Warjiyo menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi akomodatif BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus memperkuat daya tahan rupiah di tengang gejolak pasar global.
Kebijakan ini juga melanjutkan tren penurunan suku bunga yang telah berlangsung sejak September 2024. Data menunjukkan, dalam periode September 2024 hingga September 2025, BI telah melakukan enam kali penurunan suku bunga acuan, dari level sebelumnya 5,00 persen.
Ke depan, BI akan terus memantau efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah diterapkan, serta mengkaji prospek pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas nilai tukar rupiah untuk menentukan ruang penurunan suku bunga BI Rate berikutnya.
Artikel Terkait
Yohanes Hardiyanto Lazaro Gantikan Budi Sianipar di Pucuk Pimpinan Jaya Konstruksi
Tarif Listrik PLN Tidak Naik Hingga 2025: Simak Daftar Lengkapnya
RAJA Pacu Ekspansi Agresif, Proyeksi Laba Melonjak dan Target Hara Saham Direvisi Tajam
Rupiah Bertahan di Tengah Badai Ketidakpastian Global, BI Perkuat Strategi Stabilisasi