Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan Rabu, menyusul penutupan di zona merah sehari sebelumnya. Indeks berhasil ditutup pada level 8.361,93, terkoreksi 0,65 persen.
Analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya mengidentifikasi sinyal teknis yang membayangi pasar. Indikator MACD berpotensi mengalami Death Cross, sementara Stochastic RSI telah lebih dulu membentuk pola serupa di area overbought. Posisi penutupan IHSG yang berada di bawah Moving Average 5 hari semakin menguatkan prospek pelemahan.
"IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan pullback hingga menguji level support di kisaran 8.300-8.325," tutur analis tersebut.
Tekanan jual pada hari sebelumnya didominasi oleh saham-saham sektor energi, sementara sektor properti tercatat sebagai satu-satunya kelompok yang mampu bertahan di wilayah hijau. Aksi ambil untung massal turut dipicu oleh pelemahan mayoritas indeks saham global dan regional, diperberat oleh sentimen negatif dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
Penurunan juga masih menerpa saham-saham terkait komoditas emas, seiring dengan koreksi harga logam mulia dan rencana penerapan bea ekspor emas sebesar 7,5 persen hingga 15 persen pada 2026.
Artikel Terkait
Suzuki Gasak Pasar ASEAN, Ekspor Fronx dan Satria Rambah 180.000 Unit
Dolar Stagnan di Puncak Tertinggi Sepekan, Pasar Berbalik ke Safe Haven
IHSG Dibuka Hijau, Top Gainer XIPB Melonjak 31 Persen
Harga Emas Antam Meroket Rp 21.000 di Tengah Insentif Fiskal Baru