Bom Waktu Pensiun ASN: Siapa yang Akan Menanggung Beban Masa Depan?

- Senin, 08 Desember 2025 | 09:36 WIB
Bom Waktu Pensiun ASN: Siapa yang Akan Menanggung Beban Masa Depan?

Sejarah mengajarkan, banyak krisis fiskal besar di dunia berawal dari pembiaran kewajiban jangka panjang. Dibiarin begitu aja, tanpa transformasi sejak dini.

Bom Waktu Bernama “Unfunded Pension Liability

Dalam bahasa teknis, persoalan ini disebut unfunded pension liability. Intinya, kewajiban membayar pensiun yang nggak didukung cadangan dana memadai.

Selama ekonomi tumbuh kencang dan APBN sehat, bom waktu ini terkesan jinak. Tapi begitu ekonomi melambat atau ada guncangan global, beban inilah yang bakal pertama kali menyulitkan pemerintah.

Kita sudah lihat contohnya di banyak negara. Pemerintah terpaksa memotong manfaat pensiun, menaikkan usia pensiun secara drastis, bahkan merevisi hak-hak yang sudah dijanjikan. Gejolak sosial pun tak terhindarkan.

Dan hampir selalu, penyebabnya sama: transformasi ditunda terlalu lama.

Ini Bukan Cuma Urusan Internal ASN

Ada yang bilang ini urusan internal aparatur saja. Itu pandangan yang keliru.

Setiap rupiah pensiun yang bersumber dari APBN adalah uang rakyat. Uang yang seharusnya bisa dipakai untuk perbaikan sekolah, layanan rumah sakit, atau bantuan sosial. Uang yang menentukan apakah negara punya ruang gerak untuk tumbuh, atau malah terhimpit beban masa lalu.

Karena itu, transformasi Sistem Pensiun ASN sejatinya adalah urusan kita semua. Ia menyentuh jantung keberlanjutan fiskal dan masa depan keadilan sosial bangsa ini.

Berdiri di Tikungan Sejarah

Saatin ini, Indonesia ada di titik penting. Bonus demografi masih ada, tapi nggak selamanya. Struktur penduduk masih relatif muda, tapi nggak akan lama lagi. Peluang untuk bertindak masih terbuka, meski makin menyempit tiap hari.

Di titik seperti inilah, bangsa yang bijak akan memilih untuk membenahi sistem sebelum krisis datang. Menata kewajiban sebelum terlambat. Dan yang paling penting, mewariskan solusi, bukan masalah, buat generasi berikutnya.

Transformasi ini bukan soal mencabut hak. Justru sebaliknya, ini upaya menyelamatkan hak itu sendiri agar tetap lestari dan adil untuk semua generasi.

Sebelum Detak Terakhir

Bom waktu nggak selalu berdetak keras. Kadang detaknya pelan, hampir tak terdengar. Kita baru tersadar saat semuanya meledak.

Sistem Pensiun ASN hari ini persis seperti itu. Ia belum memicu kepanikan, tapi tekanan untuk masa depan sudah terbentuk.

Pertanyaannya sekarang cuma satu:

Kita mau menunggu ledakannya dalam krisis, atau menjinakkannya lewat transformasi yang cerdas?


Halaman:

Komentar