Jauhi layar ponsel atau laptop minimal setengah jam sebelum tidur. Cahaya birunya bikin otak sulit rileks.
Coba buat jadwal tidur yang konsisten. Misalnya, tidur jam 10 malam dan bangun jam 6 pagi setiap hari bahkan di akhir pekan.
Hindari kopi atau minuman berkafein lain di sore dan malam hari. Kafein bisa bertahan lama di tubuh dan mengganggu jam tidur alami.
Matikan lampu kamar saat tidur. Gelap membantu produksi melatonin, hormon yang bikin kita ngantuk.
Kelola stres sebelum tidur. Coba tulis pikiran atau perasaan di jurnal. Lumayan, bisa bikin lega.
Begitu kualitas tidur membaik, fungsi otak pun perlahan pulih. Prefrontal cortex kembali bekerja sebagai rem yang efektif, amigdala nggak lagi overaktif, dan mood kita jadi lebih stabil. Emosi lebih gampang dikendalikan, pikiran lebih jernih, dan kita nggak gampang tersulut hal-hal kecil.
Jadi, kurang tidur ternyata dampaknya jauh lebih dalam dari sekadar rasa lelah. Ia mengacaukan keseimbangan otak, bikin emosi sulit dikendalikan, dan merusak kestabilan hormon. Tidur cukup bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan mendasar yang memengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin malam ini saatnya mematikan lampu, menjauhkan gawai, dan memejamkan mata dengan tenang. Beri otak kesempatan untuk istirahat dan bangun dengan versi diri yang lebih sabar dan terkendali.
Artikel Terkait
Malaysia Siap Larang Media Sosial untuk Remaja di Bawah 16 Tahun
Misteri Inti Bulan Akhirnya Terkuak, Ternyata Mirip dengan Inti Bumi
GoTo Diguncang Pamitnya Sang Dirut, Isu Merger dengan Grab Menguat
Samsung Luncurkan Galaxy XCover7 Pro dan Tab Active5 Pro, Gadget Tangguh untuk Pekerja Lapangan