Digitalisasi ini bukan wacana semata. Buktinya, pemanfaatan QRIS di sektor keuangan digital kita sudah menjangkau 57 juta konsumen dan 39 juta pelaku usaha. Angkanya mencakup warung kecil hingga UMKM. Bahkan, QRIS sudah mulai dipakai di beberapa negara. Harapannya jelas, mendorong rupiah agar bisa "Go Global".
Tapi semua itu tentu butuh dukungan SDM. "Kita butuh talenta digital 12 juta sampai 2030," kata Airlangga.
Ia menyebut beberapa program seperti beasiswa talenta digital, AI talent factory, dan program magang nasional diharapkan bisa mengisi kekosongan itu. "Salah satunya diharapkan bisa masuk di sini dan tentu digitalisasi ini juga masuk di mainstream media," imbuhnya.
Pemerintah juga tak mau ketinggalan dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik (EV), terutama industri baterainya. Mereka bahkan sudah membuka jalan menuju pengembangan industri semikonduktor. Berbagai insentif telah digulirkan, membuat industri EV dalam negeri semakin terbentuk dan kompetitif. Apalagi ditopang komitmen investasi dari sejumlah raksasa otomotif dunia.
Dan untuk 2026, ada arahan khusus dari Presiden terpilih. "Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Pemerintah tengah menyiapkan pengembangan Mobil Nasional beserta insentif pendukung guna memperkuat ekosistem industri otomotif dalam negeri," pungkas Airlangga.
Rencananya memang ambisius. Sekarang, tinggal eksekusinya saja yang dinanti.
Artikel Terkait
IMF Resmikan Kantor Regional di Shanghai, Fokus pada Negara Berkembang Asia-Pasifik
Menteri Keuangan Batuk-batuk, Bercandai Doa Pengusaha Emas
Empat Modus Penyelundupan yang Masih Jadi Tantangan di Balik Kebijakan Hilirisasi
Promo Cashback Rp100 Ribu Bikin Liburan Akhir Tahun Tak Lagi Bikin Kantong Bolong