Ekonomi Indonesia Makin Mantap, Inflasi Terkendali dan Manufaktur Melaju

- Selasa, 02 Desember 2025 | 08:25 WIB
Ekonomi Indonesia Makin Mantap, Inflasi Terkendali dan Manufaktur Melaju

Fondasi ekonomi Indonesia tampak kian kokoh. Hal itu terlihat dari sederet data yang dirilis Senin lalu. Inflasi November tetap terkendali, neraca perdagangan masih surplus, dan sektor manufaktur kembali menunjukkan ekspansi yang menggembirakan.

Menariknya, surplus neraca perdagangan ini sudah berlangsung selama 66 bulan berturut-turut. Angkanya cukup solid: ekspor Oktober mencapai USD24,24 miliar, sementara impor berada di angka USD21,84 miliar. Artinya, ada surplus sebesar USD2,39 miliar. Tren positif dengan Amerika Serikat juga terjaga, dengan surplus non-migas sebesar USD1,7 miliar, didorong oleh aktivitas industri di sana.

Di sisi lain, angka inflasi November 2025 tercatat 2,72 persen secara tahunan. Angka ini masih berada dalam batas aman yang ditargetkan pemerintah. Tekanan dari harga pangan, atau Volatile Food, berhasil diredam. Inflasi VF turun jadi 5,48 persen dari sebelumnya 6,59 persen di bulan Oktober.

“Paket stimulus ekonomi berupa program diskon tarif transportasi yang akan diterapkan pada Desember depan, diharapkan dapat menurunkan kembali tarif angkutan udara. Kebijakan ini diharapkan efektif dalam menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong peningkatan mobilitas,”

Demikian penjelasan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa (2/12). Menurutnya, capaian ini tak lepas dari stimulus yang telah digulirkan untuk memperkuat daya beli. Pemerintah bahkan sudah menyiapkan paket lanjutan, terutama untuk menekan biaya mobilitas warga.

Memang, secara bulanan masih ada tekanan. Harga emas perhiasan dan tarif pesawat terbang masih naik. Tarif angkutan udara melonjak 6,02 persen, sebuah kenaikan yang memang kerap terjadi setiap November dalam lima tahun terakhir. Di pasar pangan, cuaca ekstrem mendongkrak harga bawang merah dan sayuran. Namun, kabar baiknya, harga daging ayam, cabai merah, dan telur justru turun. Bahkan beras mengalami deflasi 0,59 persen, lebih dalam dari periode sebelumnya.


Halaman:

Komentar