Dari percakapan itu, ia mendapati sesuatu yang menggembirakan sekaligus mengkhawatirkan. Ternyata, anak muda mulai sadar bahwa ruang digital rentan jadi tempat manipulasi informasi.
"Ternyata ada kegelisahan tertentu dari dia, terkait ruang digital ini sebagai ruang manipulasi. Dan itu betul adanya," tuturnya.
Lantas, bagaimana cara menghadapinya? Angela punya jawabannya. Ia menekankan pentingnya peran media berlisensi. Media seperti inilah yang diharapkan bisa jadi penjaga gawang informasi, memastikan hanya fakta yang sampai ke khalayak.
"Bagaimana sebetulnya masih ada media-media yang di mana kita berlisensi, dan kita obviously tidak boleh menyebarkan hoax, obviously kita tidak boleh menyebarkan lies, dan yang hanya bisa kita sebarkan adalah fakta," tegasnya.
Peringatannya jelas: waspada dan cerdaslah dalam menerima informasi. Jangan sampai kita semua terjebak dalam pusaran kabar palsu yang justru lebih cepat menyebar daripada kebenaran itu sendiri.
Artikel Terkait
Bank Mandiri Pacu Ekosistem Hijau, Pembiayaan Energi Bersih Tembus Rp 13 Triliun
Bali Siaga, Horror Traffic Ancam Akses Bandara Ngurah Rai Saat Nataru 2026
Angela Tanoesoedibjo Ungkap Fakta Mencengangkan: Hoaks Menyebar Enam Kali Lebih Cepat
Delapan Mahasiswa Indonesia Unjuk Gigi di Ajang Semikonduktor Internasional