Bagian belakang pun tak ketinggalan mendapat sentuhan. Box belakang hadir dengan detail baru, sementara lampu rem yang ikonik berbentuk huruf 'i' tetap dipertahankan. Untuk bumper, ditambahkan underguard yang dicat sewarna bodi, memberi sentuhan akhir yang rapi.
Namun begitu, berjalan ke dalam kabin, suasana yang ditemui tak jauh berbeda dengan Chery J6 biasa. Tidak ada perubahan besar-besaran pada interiornya. Tetap ada layar head unit raksasa berukuran 15,6 inci yang dijalankan oleh chip Qualcomm Snapdragon 8155 yang andal. Di hadapan pengemudi, sebuah layar full LCD 9,2 inci siap menampilkan segala informasi yang dibutuhkan selama perjalanan.
Nah, yang paling spesiļ¬k tentu saja soal dapur pacunya. Untuk varian all-wheel drive (AWD), J6T mengusung baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) berkapasitas 69,77 kWh. Dengan ini, jarak tempuhnya menggiurkan: hingga 436 kilometer berdasarkan standar NEDC. Tenaga? Gila. Dua motor listrik yang dipasang di depan dan belakang mampu memuntahkan tenaga gabungan sebesar 205 dk dengan torsi 385 Nm. Bisa dibayangkan akselerasinya.
Sementara bagi yang lebih memilih varian Rear Wheel Drive (RWD), baterainya berkapasitas sedikit lebih kecil, 65,49 kWh. Jarak tempuhnya tetap impresif, yaitu 431 kilometer (NEDC). Motor listrik tunggal di roda belakang menghasilkan 181 dk dan torsi 220 Nm, yang sudah pasti lebih dari cukup untuk kebutuhan harian.
Lalu, berapa harganya? Chery J6T hadir dalam dua pilihan. Varian RWD atau penggerak roda belakang dibanderol mulai dari Rp 525,5 juta. Sedangkan untuk yang ingin tenaga lebih dan penggerak semua roda, varian AWD-nya dipasarkan dengan harga Rp 585,5 juta (OTR Jakarta). Pilihan yang menarik untuk masuk ke pasar mobil listrik Indonesia yang semakin ramai.
Artikel Terkait
Rekor MURI Pecah, Alpukat Siger Lampung Pukau Ratusan Warga
Pemerintah Geser Fokus Bansos ke Lansia dan Disabilitas, Kelompok Produktif Digenjot Pelatihan Kerja
Pameran GJAW 2025 Dibuka, Gaet Konsumen dengan Kredit Mobil dan Data Ekonomi Menggembirakan
MNC Group Sabet Dua Penghargaan Bergengsi di Ajang Ekonomi Sirkular