Analisis Menohok: Manuver PROJO Gabung Gerindra & Ganti Logo Jokowi Disebut Strategi Politik Terselubung
Analis komunikasi politik ternama, Hendri Satrio dari Universitas Paramadina, memberikan respons tajam terkait langkah kontroversial sukarelawan PROJO yang ingin bergabung dengan Partai Gerindra dan mengganti logo siluet wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Hensa, langkah ini bukan sekadar perpisahan biasa, melainkan sebuah strategi politik yang dirancang matang.
Politik Sandiwara di Balik Manuver PROJO?
Hendri Satrio dengan tegas menyatakan bahwa mustahil mempercayai narasi PROJO berseberangan dengan Jokowi. "Dalam politik, segala sesuatu yang terlalu kelihatan itu bisa jadi hanya pertunjukan, drama-drama. Politiknya ada di belakang," ujar Hensa dalam analisisnya di platform X.
Founder KedaiKOPI ini menduga kuat bahwa yang terjadi adalah strategi publik di mana PROjo sengaja tampak berpisah dari Jokowi. Hal ini, menurutnya, merupakan bagian dari permainan politik tingkat tinggi.
Kilas Balik Sejarah dan Strategi Jangka Panjang
Hensa mengingatkan publik pada catatan sejarah PROJO yang pernah "ngambek" dan mengancam bubar, namun akhirnya terselamatkan setelah Ketua Umumnya, Budi Arie Setiadi, diangkat menjadi Wakil Menteri Desa.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Ahli Hukum UI Bela Adies Kadir: Slip of The Tongue, Bukan Penghinaan
Utang Kereta Cepat Whoosh Rp120 Triliun: DPR dan Pemerintah Segera Bahas Solusi
Dugaan Pembengkakan Anggaran Kereta Cepat Whoosh: Potensi Kerugian Negara Miliaran Dolar
Prabowo Tegaskan Kereta Cepat Whoosh Tak Bermasalah, Ini Fakta Utang Rp116 Triliun