MURIANETWORK.COM - Di tengah gemerlap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), sebuah sisi gelap yang meresahkan berhasil dibongkar.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara menggulung puluhan perempuan yang diduga terlibat dalam bisnis prostitusi di sekitar kawasan ibu kota baru.
Operasi penertiban yang digelar sepanjang tahun 2025 ini menjadi bukti bahwa "penyakit masyarakat" mulai menggerogoti proyek strategis nasional tersebut.
Aparat bergerak cepat untuk membersihkan praktik haram ini dari lingkar IKN.
"Kami pantau dan lakukan operasi penertiban praktik prostitusi daring maupun luring di sekitar wilayah IKN," ujar Kepala Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara, Bagenda Ali, sebagaimana dilansir Antara, Senin (7/7).
Bagenda menegaskan, patroli dan razia akan terus digencarkan di seluruh kecamatan, termasuk di Kecamatan Sepaku yang menjadi jantung IKN.
Meskipun Otorita IKN telah terbentuk, penegakan peraturan daerah (perda) masih menjadi kewenangan penuh pemerintah kabupaten.
Hasilnya pun mengejutkan. Hanya dalam tiga kali operasi terakhir di wilayah Sepaku, sebanyak 64 perempuan yang diduga pekerja seks komersial (PSK) berhasil dijaring.
Terungkap bahwa praktik ini dijalankan secara modern melalui aplikasi media sosial.
Para PSK ini menyewa kamar-kamar penginapan dengan tarif Rp 300 ribu per malam untuk melayani para pria hidung belang. Tarif kencan yang dipatok pun bervariasi.
"Pelaku prostitusi itu tawarkan jasa dengan harga antara Rp 400 ribu hingga Rp700 ribu sekali kencan," kata Bagenda.
Para "kupu-kupu malam" ini ternyata tidak hanya berasal dari wilayah sekitar.
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Beri 2 Opsi ke Warga: Bantuan Tunai atau Kerja di Pemprov, Pilih Mana?
Wasit Ma Ning, Sosok Kontroversial di Balik Laga Indonesia Vs Irak
Cindy, Istri Gilang Kurniawan: Bulan Madu di Lakeside Glamping Berakhir Tragis
Om Zein Buka Suara Soal Ajudan Bupati Digrebek Istri karena Selingkuh