Poin-poin diperebutkan dengan susah payah. Setiap pukulan seperti punya bobotnya sendiri.
Setelah interval, Raymond/Joaquin perlahan bisa menciptakan jarak. Pertahanan mereka jadi kunci. Beberapa smash keras dari Fajar/Fikri berhasil ditangkis dan malah dibalas dengan poin. Jarak pun melebar ke 11-16.
Fajar/Fikri tentu saja tidak menyerah. Mereka mendekat lagi sampai 16-18, membuat semua penonton tegang. Tapi di momen-momen krusial, Raymond Indra tampil mematikan. Sebuah smash terakhirnya yang tajam tak bisa dikembalikan, mengunci kemenangan 21-18 di gim ketiga sekaligus gelar juara.
Ini prestasi yang luar biasa. Bayangkan, Australian Open adalah penampilan perdana mereka di level Super 500, dan mereka langsung bisa membawa pulang piala. Sebuah awal yang sangat menjanjikan untuk karier mereka ke depan.
Artikel Terkait
Harapan Putri Kusuma Wardhani Runtuh di Tangan An Se-young di Final Australian Open
Gagal di Final, Jafar/Felisha Takluk dari Unggulan Malaysia
Persebaya Putuskan Hubungan Kerja dengan Eduardo Almeida Usai Derbi Arema
MilkLife Soccer Challenge Cetak Sejarah Baru dengan 2.695 Peserta di Jakarta