Dia lalu bercerita tentang pengalaman pribadinya, menggambarkan betapa rapuhnya kondisi alam di beberapa daerah. Rasa was-was itu bahkan kerap menghantui. "Saya miris, pak. Jangankan yang di Sumatera, kami yang duduk di ruangan ini kadang takut waktu lewat Puncak. Takut ada tanah longsor, atau jalan tiba-tiba putus seperti di Aceh," ujarnya.
Nah, terkait Aceh dan daerah lain yang baru saja dilanda bencana, Firman melihatnya sebagai alarm peringatan keras. Semua pihak harus fokus pada penyelamatan lingkungan. Yang dia sesalkan, di tengah situasi krisis seperti sekarang, masih saja ada aktivitas pengangkutan kayu meski punya izin resmi.
"Dalam situasi bencana sedemikian rupa, masih ada yang mengangkut kayu. Saya minta kepada pak menteri untuk menindak tegas. Kalau perlu, cabut izinnya," tegas Firman.
Dia menambahkan dengan nada kesal, "Itu sense of crisis-nya nol. Bisa dibilang, itu pelecehan kepada negara dan tentu saja kepada rakyat yang sedang berduka di Sumbar, Sumut, dan Aceh."
Artikel Terkait
Bibit Siklon 93W Mengintai, Hujan Lebat Ancam Sulut dan Kalut
Bupati Aceh Selatan Diberhentikan Partai Usai Umrah Meski Izin Gubernur Ditolak
Genangan Cokelat Sisa Banjir Kiriman Bogor Mulai Dibersihkan Warga Kampung Melayu
Dari Tangerang ke Papua: Seorang Guru Menemukan Panggilan Sejati di Ujung Timur Indonesia