Nicolas Maduro tak tinggal diam. Menghadapi eskalasi militer Amerika Serikat di kawasan Karibia, Presiden Venezuela itu melontarkan kecaman pedas. Bagi Maduro, ini bukan soal perdamaian, tapi penjajahan bentuk baru. "Kita tidak ingin jadi budak," tegasnya.
Selama 22 pekan terakhir, tekanan dari Washington memang makin menjadi. Armada laut AS dikerahkan dalam skala besar, kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba dari Venezuela dibombardir, dan peringatan keras dikeluarkan untuk wilayah udara Venezuela. Semua ini, di mata Maduro, adalah ujian sekaligus teror psikologis yang ditujukan untuk menggoyahkan pemerintahannya.
Di hadapan para pendukungnya di Caracas, suasananya tegang namun penuh semangat. Maduro berbicara lantang.
"Kita menginginkan perdamaian, tetapi perdamaian dengan kedaulatan, kesetaraan, dan kebebasan! Kita tidak menginginkan perdamaian budak, atau perdamaian koloni!"
Artikel Terkait
Gubernur DKI Bantah Klaim Jakarta Kota Terpadat, Sebut Peringkatnya Jauh di Bawah
Hakim PN Jaksel Putuskan Praperadilan Paulus Tannos Siang Ini
Amblasnya Oprit Tol Medan-Kualanamu, Jasa Marga Pacu Perbaikan Dua Tahap
Monas Sore Ini: Reuni 212 Digelar, Gubernur Minta Peserta Jaga Ketertiban