Mengurai Konflik Sudan: Akar Masalah dan Dampak pada Rakyat Sipil
Menyaksikan konflik Sudan tidak mengharuskan kita untuk mendalami dinamika politik secara berlebihan atau memihak salah satu kubu. Faktanya, kedua pihak yang bertikai, yaitu Rapid Support Forces (RSF) dan pemerintah Sudan melalui Sudanese Armed Forces (SAF), sama-sama memiliki catatan kelam dalam konflik ini.
Simpati dan perhatian utama seharusnya tertuju pada korban sipil yang terus berjatuhan. Sementara itu, pertikaian antara pemerintah dan RSF telah menciptakan lingkaran kekerasan yang tak berujung.
Bagaimana Konflik Sudan Bermula?
Akar konflik Sudan berawal dari kudeta yang dilakukan oleh Militer Sudan (SAF) bersama milisi RSF terhadap Presiden Omar Al-Bashir. Selama puluhan tahun, Al-Bashir memimpin Sudan dengan memberlakukan Syariat Islam. Setelah penggulingannya, Sudan mulai meninggalkan syariat dan melakukan normalisasi dengan Israel.
Setelah berhasil menjatuhkan Al-Bashir, konflik internal pun pecah antara SAF dan RSF. Pertikaian berdarah ini terus berlanjut hingga sekarang, dengan rakyat Sudan menjadi korban utama melalui pembantaian dan pengungsian massal.
Artikel Terkait
Kabel Semrawut di Trotoar Cawang, Ancaman Tersembunyi bagi Pejalan Kaki
Gempa Malam di Mempawah, Kerusakan Rumah Ternyata dari Pembangunan Tetangga
Diananda Choirunisa Raih Emas SEA Games 2025 di Tengah Kabar Kehamilan
Prabowo Turun ke Lembah Anai, Cek Proyek Sambil Ngobrol dengan Operator Crane