Lapin menyatakan, "Pemerintah Suriah kini berfokus pada rekonstruksi ekonomi dan menarik modal dari negara-negara Teluk dan Barat. Namun, di balik permukaan, ideologi jihadis yang aktif tetap ada. Poros Syiah Iran telah melemah, tetapi sebagai gantinya, 'Bulan Sabit Sunni' yang berkembang, dipimpin oleh Turki dan Qatar, sedang muncul, yang secara alami tidak selaras dengan Israel atau Barat."
Fenomena munculnya "Bulan Sabit Sunni" ini menjadi berita buruk bagi Israel karena menandai pergeseran aliansi dan kekuatan di Timur Tengah. Kekhawatiran Israel tidak hanya terbatas pada masa kini, tetapi juga pada masa depan stabilitas dan keamanan kawasan. Hal ini tercermin dari kecemasan mereka terhadap penguatan militer sekutu Arab dan Muslim terdekat sekalipun.
Dilema mendasar yang dihadapi oleh entitas Israel adalah perasaan hidup di tengah lingkungan yang dipenuhi kebencian, di mana solusi satu-satunya yang mereka lihat adalah dengan terus memicu konflik untuk menaklukkan semua komponen di sekitarnya. Namun, menaklukkan bangsa-bangsa dengan warisan perlawanan yang kuat terhadap penjajahan adalah sebuah kemustahilan.
Oleh karena itu, konflik di kawasan ini diprediksi akan terus berlanjut. Akhir dari konflik ini, sebagaimana diketahui oleh banyak pihak, akan berarti berakhirnya entitas penjajahan itu sendiri, sebuah akhir yang telah diisyaratkan dalam berbagai narasi sejarah dan kepercayaan.
Artikel Terkait
Misteri Ijazah Jokowi Akhirnya Terungkap: Ini Bukti yang Bikin Publik Geram!
Terekam CCTV: Aksi Tamu di Pet Shop Kalideres Gasak Uang Rp 3,5 Juta Saat Pesan Makanan Kucing
Suami Tega Bunuh Istri di Kamar Hotel Singapura, Minta Diadili di Indonesia Tapi Ditolak!
Korban Selamat Ungkap Detik Mengerikan Bus Terguling di Tol Pemalang: 4 Tewas, Trauma Mengguncang