Amil Zakat: Penggerak Peradaban dan Energi Baru Filantropi Indonesia
Direktur Eksekutif Forum Zakat (FOZ), Agus Budiyanto, menegaskan peran strategis amil zakat sebagai dai dan agen perubahan sosial. Dalam Forum Literasi Filantropi (Forlip) Vol. 36 bertema "Spirit Sumpah Pemuda: Energi Baru Filantropi Indonesia", Agus membagikan kisah inspiratif perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan.
"Saya berasal dari keluarga yang sangat berjuang. Orang tua saya hanya lulusan SD dan bekerja sebagai pembantu di warteg sebelum akhirnya berjualan gorengan," tutur Agus. Pengalaman hidup inilah yang membawanya menemukan panggilan di dunia advokasi dan pemberdayaan.
Mandat Syariah dan Konstitusi
Agus menegaskan bahwa profesi amil bukan sekadar pekerjaan sosial, melainkan mandat syariah dan konstitusi. "Amil adalah mandat dari Allah dan juga mandat konstitusi. Pengelolaan zakat merupakan bagian dari misi besar membangun kesejahteraan masyarakat dan peradaban," jelasnya.
Menurut Agus, zakat memiliki potensi besar sebagai instrumen dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Namun, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor publik, privat, dan NGO sebagai pilar utama.
Relevansi Sumpah Pemuda dengan Filantropi Modern
Direktur Eksekutif BAZMA Pertamina, Hassan Afif, menyoroti relevansi semangat Sumpah Pemuda dengan gerakan filantropi di Indonesia. "Semangat pemuda 1928 adalah semangat memberi dan bersatu membangun bangsa. Dan itulah esensi filantropi, terutama gerakan zakat," ujar Hassan.
Hassan membagikan pengalaman pribadinya memilih karir sebagai amil zakat. "Meyakinkan calon mertua bahwa menjadi amil itu profesi mulia tidak mudah," kenangnya. Namun setelah 12 tahun berkarier di BAZMA Pertamina, keluarga akhirnya memahami makna pengabdiannya.
Artikel Terkait
Pengamat Ungkap Rahasia Kinerja Seskab Teddy Masuk 5 Besar Kabinet, Apa Kuncinya?
AS Berpaling? Dukungan untuk Palestina Tembus Rekor, Ini Alasannya!
Rp112 T, Jarak 15x Lebih Panjang: Proyek Kereta Cepat Saudi Bikin Whoosh Terlihat Seperti Apa?
Bintang Toedjoe & WHO: Kisah Jahe Merah Lokal yang Mendunia