Selama masa kepemimpinannya, Timnas Indonesia hanya mencatat tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan. Kemenangan tipis atas Bahrain dan China sempat menyalakan harapan, namun harapan itu meredup setelah hasil imbang melawan Lebanon diikuti oleh penurunan performa yang drastis.
Kluivert bersikukuh dengan sistem 4-3-3 khas Eropa, namun gagal menyesuaikan formasi tersebut dengan karakter pemain Indonesia. Akibatnya, tim mengalami kekalahan telak, termasuk dihantam Jepang 0-6 dan Australia 1-5. Kekalahan-kekalahan ini semakin menegaskan bahwa pendekatan taktiknya gagal berjalan efektif.
Puncak Kekecewaan di Kualifikasi Piala Dunia
Puncak kekecewaan datang dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Indonesia harus mengakui keunggulan Arab Saudi dengan skor 2-3 dan takluk 0-1 dari Irak. Ironisnya, kedua gol Indonesia ke gawang Arab Saudi hanya tercipta dari eksekusi penalti, yang mencerminkan tumpulnya lini depan Garuda di bawah asuhannya.
Kini, Patrick Kluivert meninggalkan proyek besar yang belum sempat rampung. Sebuah era yang diawali dengan harapan besar, namun harus berakhir dengan kekecewaan mendalam. Janjinya untuk membawa wajah baru Timnas Indonesia pun tak pernah benar-benar terwujud di lapangan hijau.
Sumber: Suara.com
Artikel Terkait
Jokowi Terseret Mark-Up Whoosh 50%, Siapa Dalang Pengalihan Proyek ke China?
Demo Banser di Trans7: Ancaman Serius untuk yang Berani Hina Kyai NU!
Klaim Prabowo Setahun Memimpin: Benarkah Semua Janji ke Rakyat Sudah Terwujud?
Jokowi Ditolak Salam UGM: Ada Apa di Baliknya?