Ubedilah mengaku telah menolak proyek ini sejak awal karena dianggap bukan sebagai skala prioritas dan bisnis yang tidak masuk akal bagi masyarakat. Kekhawatirannya kini terbukti dengan realita kerugian yang terjadi.
Ia bahkan memproyeksikan kerugian Kereta Cepat Whoosh akan semakin membesar. "Nanti di semester pertama ini, tahun 2025, itu sudah rugi sekitar Rp1,6 triliun," ujarnya.
Whoosh Dianggap Sebagai Bom Waktu Keuangan
Dengan utang yang mencapai ratusan triliun dan kerugian tahunan yang terus berlanjut, muncul pertanyaan tentang kemampuan Indonesia dalam melunasi kewajiban finansial tersebut. Ubedilah menyebut situasi ini sebagai bom waktu keuangan yang siap meledak kapan saja.
"Ini menjadi bom waktu seperti yang disampaikan oleh kepala dari kereta cepat itu," pungkas Ubedilah.
Sumber artikel asli: https://www.murianews.com/2025/01/13/625610/ubedilah-badrun-soroti-utang-dan-kerugian-kereta-cepat-whoosh-ini-bom-waktu.html
Artikel Terkait
Golden Triangle Runtuh: Otak Penyelundupan Sabu Rp 5 Triliun Ditangkap di Kamboja
ART di Bandar Lampung Curi Motor dan Uang Majikan Baru Sebulan Bekerja
KUHAP Baru Perluas Cakupan Praperadilan, Wamenkum HAM Beberkan Tiga Hal Baru yang Bisa Digugat
Kapolda Aceh Tempuh Lima Hari dan Naik Perahu Demi Tinjau Banjir Tamiang