Sebagai bagian dari implementasi kesepakatan, Israel dikabarkan akan membuka perbatasan Rafah. Langkah ini memungkinkan warga Jalur Gaza yang berada di luar negeri untuk kembali ke kampung halaman mereka. Pemerintah Israel dilaporkan telah berkoordinasi dengan otoritas Mesir mengenai persiapan teknis pembukaan perbatasan ini, meski jadwal pastinya masih menunggu kepastian.
Jika terwujud, ini akan menjadi pertama kalinya perbatasan Rafah dibuka bagi repatriasi warga Gaza sejak konflik memanas pada 7 Oktober 2023. Sebuah laporan dari stasiun radio Israel, Army Radio, menyatakan, “Untuk pertama kali sejak 7 Oktober 2023, warga Gaza yang meninggalkan Jalur Gaza dari Mesir akan diizinkan kembali.”
Proses pemulangan warga Gaza ini dikabarkan akan dimulai setelah semua mekanisme dan persyaratan kesepakatan, termasuk ruang lingkup kerja dan proses lainnya, final dan ditandatangani bersama Mesir. Poin pembukaan perbatasan Rafah ini disebut-sebut tercantum dalam lampiran kesepakatan gencatan senjata, yang merupakan bagian dari rencana perdamaian yang lebih besar.
Selain untuk kepulangan, perbatasan Rafah juga akan diizinkan untuk digunakan warga yang ingin meninggalkan Jalur Gaza menuju Mesir, memberikan sedikit keleluasaan pergerakan bagi penduduk.
Artikel Terkait
Pabrik Rp 60 Miliar hingga Robot Disinfektan Jadi Andalan Lelang Barang Koruptor
Pucuk Pimpinan PBNU Berganti, Gus Yahya Resmi Dicopot
Hebar Hoaks Begal di Nanga Kiungkang, Polres Sekadau: Faktanya Nihil!
Rehabilitasi Ira Puspadewi: Kado Keadilan di Tengah Panggung Geng Politik