Meskipun hanya terdapat satu siswa tetapi Handayani sebagai pengajar memastikan bahwa siswa tersebut tetap akan mendapatkan pelayanan belajar yang sama seperti dengan siswa di kelas lainnya.
“Walaupun ini satu kita malah lebih harus prioritas ke anak yang sementara baru satu. Saya akan bilang sementara terus karena selama ini kita berharap tidak baru satu tapi sementara baru satu,” katanya.
Terkait penyebab semakin menurunnya jumlah penerimaan siswa di sekolahnya, Handayani pun membeberkan bahwa yang menjadi faktor utama karena letak geografis sekolah. Seperti diketahui sekolah tersebut terletak di sebelah timur Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta. Selain itu posisi sekolah tersebut juga tak jauh dari Pasar Klewer hingga pusat perbelanjaan Beteng dan PGS.
“Pertama itu letak geografis, jenengan bisa pirso (melihat) betapa tidak mendukung karena SD Negeri Kauman 27 ini geografisnya kurang mendukung walaupun dekat dengan Balai Kota Solo. Di sini banyak sekali perkantoran, pusat-pusat ekonomi, kemudian pasar jadi pemukiman penduduk tidak ada,” jelasnya.
Selain faktor geografis, Handayani juga menyebut terkait faktor zonasi dalam penerimaan siswa baru. Sebelum muncul kebijakan tersebut, ia mengatakan bahwa SDN Kauman No 27 sempat menolak siswa baru karena kapasitas ruang kelasnya telah penuh. Saat itu banyak putra-putri pedagang di Pasar Klewer maupun pusat kegiatan ekonomi di sekitar sekolah itu memilih menyekolahkan di SDN Kauman No 27.
“Tapi setelah zonasi diberlakukan sekitar setelah Covid itu sangat signifikan sekali menurunnya sangat berpengaruh bagi kami. Ia anak-anak pedagang Pasar Klewer kan dulu dari luar kota pun bisa tapi setelah adanya zonasi dari pada berpikir panjang nanti tidak masuk ke zonasi lebih baik kemungkinan ke swasta,” kata dia.
“Dulu banyak sekali siswa di sini yang orang tuanya pedagang dan itu turun temurun ya. Seandainya bukan dari Pedagang Pasar Klewer, Beteng, terus pasar-pasar tradisional itu turun temurun menyekolahkan di sini. Dulu kakek neneknya di sini, mama papanya di sini, punya cucu juga di sini. Tapi setelah zonasi berubah,” sambungnya.
Sumber: liputan6
Foto: SDN Kauman No 27 Solo hanya mendapat satu siswa dalam penerimaan tahun ajaran baru 2025, Senin (24/7).(Liputan6.com/Fajar Abrori)
Artikel Terkait
Kode Hukum Digital: Siapa yang Sebenarnya Menguasai Dunia Maya Anda?
Doa Wamenhaj di Musim Umrah: Prabowo-Gibran Didoakan Sukses, Layanan Haji Digenjot!
Geger! Dua Profesor ITB Jual Wisuda Instan di Pasar Seni, Ijazah Palsu Bisa Dibawa Langsung
5 Alasan Mengejutkan Larangan Pakai Sepatu Lari untuk Main Padel, No. 3 Bikin Nyesel!