Gen Z dan Tarot: Mencari Pegangan di Tengah Badai Kecemasan

- Rabu, 24 Desember 2025 | 08:06 WIB
Gen Z dan Tarot: Mencari Pegangan di Tengah Badai Kecemasan

Scroll media sosial, lalu tiba-tiba terpaku pada video tarot. Suara pembacanya tenang, kata-katanya samar, tapi kok rasanya pas banget sama keadaan kamu sekarang? Padahal, dia nggak kenal kamu sama sekali. Itu lho, sensasi aneh yang bikin banyak orang, terutama anak muda, terus kembali menonton.

Fenomena ini bukan kebetulan. Bagi Gen Z yang hidup di tengah badai kecemasan soal karir, hubungan, sampai tujuan hidup tarot dan manifesting sering jadi pelabuhan singgah. Mereka datang bukan cuma buat dengar ramalan. Lebih dari itu, yang dicari adalah rasa dipahami. Sebuah pegangan, sekadar untuk meredakan galau sesaat.

Tarot itu Cuma Simbol, Bukan Mistis

Ngomong-ngomong soal tarot, ada penjelasan menarik dari seorang psikolog. Drs. Hisyam A. Fachri, yang juga mengembangkan Tarot Nusantara, pernah membahas hal ini dalam sebuah diskusi di YouTube.

Menurutnya, tarot sebaiknya jangan dilihat sebagai alat ramal masa depan yang saklek. Fungsinya lebih ke media simbolik. Gambar-gambar di kartu itu cuma pemicu, merangsang kita untuk merefleksikan pikiran dan perasaan yang sebenarnya sudah ada di dalam diri kita sendiri.

Jadi, saat kamu merasa pesan tarot itu “kena banget”, coba ditelaah lagi. Bisa jadi itu terjadi karena simbol yang keluar kebetulan nyambung sama kondisi emosional kamu saat itu. Secara psikologis, visual memang sering dipakai untuk bantu refleksi diri.

Di Balik Ilusi Kendali

Kehidupan Gen Z itu serba cepat dan nggak pasti. Tekanan dari mana-mana, dari kampus sampai media sosial, bikin masa depan terasa seperti kabut. Dalam situasi seperti ini, wajar kalau kita berusaha mati-matian mencari sesuatu yang bisa dikendalikan.


Halaman:

Komentar