"Karena saya sudah tahu bagaimana cara mengurus pribadi saya sejak kecil. Saya dilahirkan bukan untuk diurus, tapi untuk mengurus."
Menurut Bahlil, klaim kepemilikan pribadi atau keluarga atas Golkar adalah hal yang keliru. Argumennya berangkat dari sejarah. Partai ini, terangnya, dilahirkan dan digagas oleh para pendiri bangsa. Karena itu, Golkar sejatinya adalah milik keluarga besar Indonesia. Bukan warisan yang bisa dikuasai satu kelompok saja.
"Tidak ada partai di republik ini yang proses kelahiran sejarahnya dilahirkan oleh pendiri bangsa," tegasnya.
"Pikiran-pikiran besarnya pun didirikan, digagas oleh para pendiri bangsa. Karena itu, Golkar nggak boleh ada satu kelompok orang tertentu yang mengklaim Golkar ini seperti punya mereka."
Di sisi lain, Bahlil menekankan kembali karakter inklusif partai. Itu adalah warisan sejarah yang harus terus dijaga. Golkar harus tetap terbuka, menjadi rumah bagi banyak orang. Seperti itulah kira-kira pesan terakhir yang ingin dia sampaikan dalam rapat penting itu.
Artikel Terkait
10 Aplikasi Payroll Unggulan untuk Atasi Kerumitan Penggajian di Indonesia
Wakil Mensos Pimpin Doa Bersama Warga untuk Korban Bencana Sumatera
Khozinudin Sebut Prabowo-Gibran Bencana Nasional, Unggahan Viral Panas di Facebook
IKN Bersiap Usir Malaria demi Masa Depan Ibu Kota