Di Markas Komando Rindam XIV Hasanuddin, Kabupaten Gowa, suasana tampak berbeda beberapa hari lalu. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin hadir bukan untuk urusan militer murni, melainkan berbicara di hadapan para kepala desa se-Sulawesi Selatan. Acara Jambore yang berlangsung tiga hari, 12-14 Desember itu, intinya jelas: membekali para kades agar desanya tangguh dan punya daya saing.
Bagi Sjafrie, peran kepala desa itu krusial. Mereka adalah ujung tombak. Titik. Tanpa mereka yang solid, pemerintahan di tingkat paling bawah bisa goyah.
“Kepala Desa ujung tombak pemerintahan di desa,” tegas Sjafrie, seperti dikutip dari laman Kemhan.
Namun begitu, jabatan yang strategis itu harus diimbangi dengan integritas. Sjafrie tak sungkan memberikan peringatan keras. Ia mengingatkan agar para kades menjauhi praktik korupsi dan justru aktif melawannya. Gayanya blak-blakan, khas militer.
“Kepala desa jangan kau korupsi, kalau ada pejabat negara korupsi, kasih tahu, bawa datanya, bawa fotonya, ini pak orangnya, kita pasti ambil tindakan tegas,” serunya.
“Lawan itu korupsi, lawan itu ilegal-ilegal, kepala desa tidak boleh diam terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di republik ini, ini adalah komitmen Presiden.”
Di sisi lain, Sjafrie juga menyelipkan apresiasi untuk Gubernur Sulsel, Andi Sudirman, yang mendukung kelancaran acara. Lalu, pembahasannya merambah ke kriteria ideal seorang pemimpin desa. Menurutnya, nasionalisme dan patriotisme adalah modal dasar yang tak bisa ditawar.
Artikel Terkait
Drone ELN Gempur Pangkalan Militer, Tujuh Prajurit Kolombia Tewas
Polri Siagakan Deteksi Dini dan Pukul Duluan untuk Amankan Natal dan Tahun Baru
Kalbar Digoyang 31 Kali Gempa dalam 14 Tahun, Ketapang Paling Sering Bergetar
Bencana Tak Lagi Musiman, Kewaspadaan Kita Sudah Sampai Mana?