Ke Luar Negeri saat Bencana: Presiden Lakukan Kerja Sekaligus
Oleh: Erizal
Agustus lalu, suasana masih panas usai demo yang berakhir ricuh. Tapi Presiden Prabowo sudah terbang. Dia memenuhi undangan Pemerintah Tiongkok, meski cuma sehari, pulang-pergi. Situasi dalam negeri? Belum sepenuhnya reda. Namun, tampaknya bagi Presiden, urusan luar negeri tak bisa ditunda begitu saja.
Tak lama setelah itu, reshuffle kabinet digelar mendadak. Bahkan menteri penggantinya baru tahu akan dilantik beberapa jam sebelumnya. Polanya mulai terlihat: Presiden ini tak suka mengerjakan hal satu per satu. Beberapa pekerjaan digarap bersamaan.
Lalu bencana datang. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat porak-poranda. Di tengah situasi itu, Presiden kembali terbang. Kali ini ke Pakistan, untuk perayaan hari jadinya yang ke-75. Bukan cuma itu. Dari Pakistan, dia melanjutkan ke Rusia untuk bertemu Putin, membahas kerja sama yang sudah jalan. Baru dini hari tadi dia mendarat. Dan bukan di Jakarta, melainkan langsung di Medan.
Jadi klaim bahwa dia menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan, bukan berurutan, sepertinya benar. Tiga pekerjaan sekaligus: tanggap bencana, diplomasi dengan Pakistan, dan pertemuan strategis dengan Rusia.
Nah, persoalannya, saat dia berangkat ke Pakistan, kondisi darurat di Sumatera belum usai. Fase tanggap darurat malah diperpanjang. Sumatera Barat mungkin agak mendingan, tapi Aceh dan Sumut masih parah. Sedihnya, Gubernur Aceh sampai tak bisa menahan air mata saat diwawancarai Najwa Shihab.
Artikel Terkait
Bencana Sumut: Korban Tewas Capai 343 Jiwa, Distribusi Logistik Dipercepat
Ketika Bencana Melanda, Kata-kata Bisa Menjadi Pertolongan Pertama
Bantuan Tenda Terkatung, Listrik Aceh Ditargetkan Pulih Pekan Depan
BMKG Sumbar Lakukan Rekayasa Cuaca untuk Bantu Operasi SAR dan Pemulihan