Dalam tulisannya, Ida Fitri mengingatkan sebuah ironi yang pahit. Di satu sisi, bencana banjir memang membutuhkan penanganan serius dan dana tidak sedikit. Namun begitu, para pendidik yang seharusnya digaji justru termasuk dalam kelompok yang ikut menderita akibat banjir.
Pertanyaannya jadi sederhana namun mendesak: dengan gaji yang tertahan, lantas bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah situasi sulit?
Unggahan itu ditutup dengan permohonan. "Mohon dipikirkan dan segera diselesaikan, Bapak," tulis Ida Fitri, sebuah seruan yang mewakili kegelisahan banyak orang. Desakan agar masalah ini segera dicarikan solusinya terdengar jelas. Harapannya, tidak ada yang harus terjepit lebih lama lagi.
Artikel Terkait
Solidaritas ITS: Keringanan UKT hingga Bantuan Logistik untuk Mahasiswa dan Korban Bencana
Kisah Luqman: Kompas Hidup di Tengah Gemuruh Dunia Digital
Pemilik Wedding Organizer Ditetapkan Tersangka, 88 Calon Pengantin Rugi Miliaran
Mark Ruffalo Tegaskan: Saya Siap Tinggalkan Hollywood Demi Palestina