Di tepian Sungai Peusangan yang keruh, seutas kabel baja tegang membentang dari satu sisi ke sisi lain. Itulah satu-satunya jalur penghubung yang tersisa bagi warga setempat. Jembatan Teupin Mane, yang biasanya menjadi urat nadi penghubung Kabupaten Bireuen dengan dataran tinggi Gayo, putus diterjang banjir bandang akhir November lalu.
Sejak kejadian itu, kehidupan warga di sekitar Juli, Bireuen, Aceh, berubah total. Mereka tak menunggu lama. Dengan sumber daya seadanya, sebuah sistem penyeberangan darurat mereka rancang menggunakan kabel baja itu. Sarana ini menjadi vital untuk memobilisasi orang, juga mengangkut barang-barang bantuan yang sangat dibutuhkan.
“Kami harus tetap bisa bergerak, berdagang, dan mengirim bantuan. Ini solusi sementara yang kami buat bersama,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Artikel Terkait
Mualem Desak Pemerintah Tindak Tegas Pedagang, Harga Telur Tembus Rp100 Ribu
Kedai Kopi Pontianak Gelar Aksi Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatra
Prabowo Tanya-tanya soal Armco, Jembatan Darurat untuk 318 Titik Putus di Sumatera
Prabowo Minta Parasut Bantuan Bencana Dikumpulkan, Panglima TNI Beri Jawaban Tak Terduga